welcome

Kamis, 20 Juni 2013

rangkuman


Eksperimen, Pembelajaran Unit dan Pembelajaran dengan Modul
1. Metode Eksperimen
a. Pengertian
Sagala (2006), Sumantri dan Permana (1998/1999) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan.
b. Tujuan
Apa tujuan metode eksperimen ? Metode eksperimen bertujuan agar :
1) Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
2) Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya.
3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan.
4) Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
c. Alasan Penggunaan Metode Eksperimen

Apa alasan guru menggunakan metode eksperimen ? Beberapa alasan penggunaan metode eksperimen adalah :
1) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.

2) Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.
3) Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya sebelum ada bukti-bukti nyata.
d. Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksperimen
1) Kekuatan Metode Eksperimen
a) Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada menurut cerita orang atau buku.
b) Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
c) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah.
d) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan.
e) Menghilangkan verbalisme.
2) Kelemahan Metode Eksperimen
a) Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta umumnya mahal.
b) Dapat menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama.
c) Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya.
d) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen
Bagaimana cara menguasai kelemahan metode eksperimen ? Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan metode eksperimen.
1) Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai dengan eksperimen.
2) Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan eksperimen yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara penggunaannya, variabel yang perlu dikontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen.
3) Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan.
4) Meminta setiap siswa melaporkan proses dan hasil eksperimennya, membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya, untuk mengetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi.
f. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Eksperimen
Apa saja langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen ? Langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen tersebut meliputi:
1) Kegiatan Persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode eksperimen.
b) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui eksperimen.
c) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen.
d) Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS).
2) Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen
a) Kegiatan Pembukaan
Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu (opersepsi).
Memotivasi siswa dengan mengemukakan ceritera anekdot yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur eksperimen yang akan dilakukan.
b) Kegiatan Inti
Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam eksperimen.
Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan guru.
Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.
Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.
c) Kegiatan Penutup
 Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen.
 Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen.
 Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman.
2. Metode Pembelajaran Unit
a. Pengertian
Taredja, dkk. (1980), dan Sumantri dan Permana (2006) menyatakan bahwa metode pengajaran unit adalah suatu cara pembelajaran dimana siswa dan guru mengarahkan segala kegiatannya pada pemecahan suatu masalah yang dipelajari melalui berbagai segi yang berhubungan, sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Pengajaran unit ini sekarang dinamakan pembelajaran terpadu. Menurut Sumantri dan Permana (1998/1999) terdapat beberapa jenis keterpaduan dalam pembelajaran terpadu : (1) Keterpaduan antara dua atau lebih masalah, konsep, keterampilan, tugas, atau ide-ide lain dalam satu bidang studi, (2) Keterpaduan beberapa topik atau sub tema dalam berbagai bidang studi (model jaring laba-laba/webbed model) dan (3) lintas bidang studi yaitu pemecahan masalah yang melibatkan adanya prioritas kurikuler dan menemukan pengetahuan atau konsep, keterampilan dan sikap yang tumpang tindih dari beberapa bidang studi.
b. Tujuan
Sumantri dan Permana (1998/1999) mengemukakan tujuan metode pembelajaran unit sebagai berikut :
1) Melatih siswa berpikir komprehensif dengan cara mengkaji dan memecahkan masalah dari berbagai disiplin ilmu atau aspek.
2) Melatih siswa menggunakan keterampilan proses atau metode ilmiah dalam pemecahan masalah.
3) Membentuk sikap kritis, kerjasama, rasa ingin tahu, menghargai waktu dan menghargai pendapat orang lain.
4) Melatih siswa agar memiliki kemampuan merencanakan, mengorganisasikan dan memimpin suatu kegiatan.
5) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi.
c. Alasan menggunakan Metode Pembelajaran Unit
Sumantri dan Permana (1998/1999) memberi alasan mengapa guru memilih menggunakan metode pembelajaran unit sebagai berikut :
1) Dalam kurikulum terdapat keterkaitan antara satu topik dengan topik lain, atau antara bidang studi satu dengan bidang studi lainnya dalam suatu pemecahan masalah, sehingga perlu ada satu metode yang dapat menciptakan kesatuannya.
2) Dapat memberikan pengalaman belajar tentang pemecahan masalah dari berbagai disiplin ilmu.
3) Dapat melibatkan peserta didik secara fisik maupun psikis dalam kegiatan pembelajaran.
d. Kekuatan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Unit
1) Kekuatan Metode Pembelajaran Unit

Taredja, dkk. (1980) mengemukakan kekuatan metode pembelajaran unit sebagai berikut :
a) Siswa dapat belajar secara keseluruhan (utuh). Semua atau beberapa mata pelajaran dipadu jadi satu dalam satu masalah. Dengan demikian ilmu-ilmu yang ada dihayati secara utuh.
b) Pelajaran menjadi lebih berarti. Kalau pada pelajaran tradisional semua siswa harus melakukan apa yang diajarkan seperti apa adanya, maka dalam pembelajaran terpadu, siswa belajar sesuai minat, bakat dan tingkat perkembangannya. Karena itu siswa belajar lebih bemakna.
c) Situasi kelas lebih demokratis. Hal ini dimungkinkan karena prinsip dari pembelajaran terpadu adalah perencanaan bersama, dilaksanakan oleh siswa, guru hanya sebagai pembimbing. Karena itu suasana belajar menjadi lebih demokratis.
d) Digunakannya asas-asas didaktik secara lebih wajar. Asas-asas didaktik seperti peragaan, minat, kerja kelompok, kerjasama, kerja sendiri, dan sebagainya benar-benar dimanfaatkan.
e) Digunakannya prinsip-prinsip psikologi belajar modern, seperti minat anak berhubungan pengalamannya, anak mempersepsi lingkungannya secara keseluruhan tidak terpisah-pisah, anak yang sehat selalu aktif bergerak melakukan sesuatu, dan siswa SD perkembangan kognitifnya masih ada pada phase operasional konkrit. Dalam pembelajaran terpadu ini semua diakomodasikan.

2) Kelemahan Metode Pembelajaran Unit
Taredja, dkk. (1980) mengemukakan kelemahan metode pembelajaran unit, antara lain :
a) Memilih pokok masalah yang akan dijadikan unit bukan suatu pekerjaan yang mudah.
b) Melaksanakan pembelajaran unit menuntut kecakapan tersendiri, sedangkan guru belum semuanya mampu menyelenggarakannya.
c) Memerlukan ketekunan, pekerjaan dan waktu yang lebih banyak.
d) Karena melibatkan banyak siswa maka dimungkinkan memerlukan biaya yang lebih banyak.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Pembelajaran Unit
1) Kesulitan dalam memilih pokok masalah dapat diatasi dengan cara membentuk tim atau panitia. Melalui rapat tim atau panitia yang terdiri dari beberapa guru dapat dirumuskan masalah yang hangat dan relevan dengan kurikulum dan tingkat perkembangan siswa.
2) Kesulitan guru karena dalam pembelajaran unit diperlukan banyak waktu energi dan biaya, maka pembelajaran unit dapat dicarikan waktu yang luang dan dilaksanakan secara block waktu (tak ada kegiatan lain selain pembelajaran unit). Masalah biaya dapat diatasi dengan memasukkan biaya pembelajaran unit ke DUK sekolah atau sumber lain yang halal.
3) Masalah kedangkalan pelajaran dapat diatasi dengan perencanaan yang matang jangan asal-asalan saja.

f. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Unit
Bagaimana cara melaksanakan pembelajaran dengan metode unit ? Taredja, dkk (1980) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan metode pembelajaran unit sebagai berikut :
1) Kegiatan Persiapan
a) Menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana cara melaksanakan pembelajaran dengan metode unit.
b) Guru bersama siswa menetapkan pokok masalah yang akan dijadikan unit. Pokok masalah itu hendaknya sesuai dengan minat dan latar belakang siswa, sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa, dan sesuai dengan ketersediaan sumber baik buku, para ahli maupun instansi.
c) Guru dan siswa menetapkan aspek-aspek pokok masalah dan mata pelajaran- mata pelajaran yang ikut serta pada pemecahan pokok masalah tersebut.
d) Guru bersama siswa menetapkan tujuan instruksional khusus (TIK) untuk setiap aspek masalah.
e) Guru dan siswa menetapkan kelompok-kelompok kerja dan tugas-tugasnya. Biasanya jumlah kelompok disesuaikan dengan banyaknya aspek masalah/unit.
f) Guru dan siswa menetapkan organisasi kelas : ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi, dan sebagainya. Organisasi ini yang akan mengelola penyelesaian kegiatan unit.
g) Guru dan siswa menetapkan jadwal kegiatan, sasaran, target, dan tata tertib yang harus dipatuhi selama pembelajaran unit ini.
2) Kegiatan Pelaksanaan
a) Kegiatan Persiapan
Guru menanyakan materi pelajaran sebelumnya.
Guru berceritera tentang kehidupan di masyarakat yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan melalui pembelajaran unit.
Guru mengingatkan kembali tentang TIK yang telah dirumuskan dan bagaimana penyelesaiannya oleh kelompok.
b) Kegiatan Inti
Para siswa mengatur tempat mereka belajar / bekerja, apakah tempat belajar itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
Mempelajari sesuatu sesuai dengan tugas masing-masing, misalnya : melakukan percobaan-percobaan, mengerjakan soal-soal, menggambar, mempelajari nyanyian, mengunjungi tempat-tempat yang telah direncanakan, mengikuti ceramah dari nara sumber, dan sebagainya
Dalam rangka penyelesaian tugas, siswa mengadakan diskusi, mengatur bahan, dan berkoordinasi dengan kelompok lain.
Menyiapkan laporan kelompok untuk disajikan pada laporan kelompok sewaktu diadakan pleno.
Laporan kelompok yaitu laporan lisan dan tertulis yang dilakukan oleh setiap kelompok dalam sidang pleno, sehingga semua siswa dapat belajar dari kelompok lain.

Pameran. Setelah laporan kelompok selesai, kegiatan berikutnya adalah melakukan pameran. Yang dipamerkan adalah semua yang telah dihasilkan oleh kelompok. Pameran dapat berbentuk :
 Statis, yaitu pameran tentang karya belajar yang berwujud laporan tertulis/paper, gambar-gambar, hasil pekerjaan tangan, hasil memasak, grafik, bagan, dan sebagainya.
 Dinamis, yaitu pameran tentang hasil belajar yang berupa pementasan sandiwara, pembacaan puisi, pagelaran seni (tari, nyanyi, dan sebagainya), pidato dan sebagainya.
Dalam pameran ini dapat diundang siswa dari sekolah lain, instansi lain yang berkaitan dengan pendidikan, dan terutama adalah orang tua siswa.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa merangkum hasil belajar melalui kegiatan dalam metode pembelajaran unit.
Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pelaksanaan pembelajaran melalui metode pembelajaran unit.
Tindak lanjut, yaitu menjelaskan kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa dan menugasi untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran melalui Penugasan Rumah (PR).

3. Metode Pengajaran dengan Modul
a. Pengertian
Russel (dalam Mainuddin dan Gunawan, 1980) menyatakan bahwa modul adalah suatu paket pembelajaran yang membicarakan satu satuan konsep tunggal mata pelajaran. Hal ini dalam usaha untuk mengindividualisasikan belajar dengan memberi kemampuan siswa menguasai satu unit isi sebelum pindah ke unit yang lain.
Metode pembelajaran dengan modul merupakan salah satu bentuk dari bentuk-bentuk belajar mandiri. Sagala (2006) mengemukakan ada empat bentuk belajar mandiri yaitu : (1) self instruction semacam modul, (2) independent study, (3) individualized prescribed instruction, dan (4) self package learning. Russel (dalam Mainuddin dan Gunawan, 1980) mengemukakan 8 karakteristik umum modul, yaitu :
1) Self contained, atau self instructional packages. Modul itu merupakan satuan paket bahan pelajaran yang lengkap untuk belajar sendiri.
2) Memperhitungkan perbedaan individu. Siswa bebas menentukan sendiri proses belajarnya.
3) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara eksplisit dan spesifik dalam perumusan tingkah laku yang bisa diukur.
4) Adanya asosiasi, struktur dan urutan yang disajikan. Ide-ide dasar disajikan lebih dulu.
5) Pemakaian bermacam-macam media.
6) Partisipasi aktif siswa. Siswa belajar sendiri dari modul.
7) Reinforcement langsung. Dalam modul, reinforcement segera didapat setelah siswa menunjukkan respon yang disetujui.

Komponen modul yang pernah dikembangkan oleh Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) meliputi : petunjuk guru, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci jawaban untuk lembar kerja, lembar penilaian/tes, dan kunci jawaban untuk lembar tes.
b. Tujuan

Metode pembelajaran dengan modul bertujuan :
1) Agar siswa aktif belajar secara mandiri.
2) Agar siswa terbiasa mengontrol kecepatan dan mengevaluasi belajarnya sendiri.
3) Memberi reinforcement secepatnya setelah siswa selesai mengerjakan materi modul dengan memperbolehkan pindah ke modul berikutnya. Penguatan ini memotivasi siswa untuk mengulang kembali perbuatan belajarnya yang baik itu.
4) Melatih disiplin, taat peraturan dan petunjuk yang ada, serta melatih kebiasaan mengoreksi diri sendiri dan kejujuran.
c. Alasan Penggunaan Metode Pembelajaran dengan Modul
Mengapa guru memilih metode pembelajaran dengan modul ? Alasan guru adalah :
1) Siswa dapat belajar lebih aktif dan mandiri (CBSA)
2) Siswa dapat menyesuaikan diri dengan keunikan cara belajarnya masing-masing.
3) Siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan perbedaan kemampuan, potensi dan kecepatan belajar masing-masing.
4) Dimungkinkan untuk mendukung modul digunakan multi media, seperti ; audio visual, internet, web, dan sebagainya sehingga perbedaan-perbedaan dan keunikan individu dapat diakomodasi.
5) Dengan metode pembelajaran dengan modul mutu proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
6) Dapat mengatasi kekurangan guru, dan mengatasi persoalan jauhnya tempat tinggal siswa dari kampus.
d. Kekuatan dan Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul
1) Kekuatan Metode Pembelajaran dengan Modul
a) Ratio guru dan siswa dapat ditingkatkan menjadi sekitar 1 : 200, padahal dengan sistem biasa ratio tersebut adalah 1 : 40
b) Siswa aktif belajar secara mandiri.
c) Meningkatkan kualitas hasil belajar, karena siswa yang belum mencapai mastery learning 80% harus mengkaji ulang materi modul dan tes.
d) Siswa termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh untuk segera menyelesaikan modul yang ditargetkan.
2) Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul
a) Ikatan kelas renggang, belajar bersama berkurang, padahal motivasi belajar dipengaruhi pula oleh kebersamaan.
b) Aspek estetis dan etis kurang diperhatikan.
c) Kesulitan dalam menulis modul. Modul yang baik menuntut keahlian, keterampilan dan pengalaman.
d) Pembelajaran dengan modul umumnya kurang memperhatikan aspek perasaan. Manusia dianggap sebagai mesin yang reaktif terhadap stimulus (modul) yang disajikan padanya.
e) Cenderung untuk memuat materi yang banyak dalam modul, sehingga memberatkan siswa.

f) Modul menuntut siswa pintar membaca dengan pemahaman, hal ini menjadi hambatan bagi siswa yang kurang trampil membaca.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul
1) Perlu dibuat modul yang penguasaannya dilakukan melalui diskusi atau kerja kelompok.
2) Modul harus disusun oleh orang yang selain ahli dibidang mata kuliah juga berpengalaman dalam menulis modul.
3) Materi harus disusun berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dalam silabus mata kuliah.
4) Bahasa yang digunakan hendaknya bahasa baku, yaitu Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Disamping itu tingkat kesukaran bahasa perlu disesuaikan dengan umur dan pengetahuan siswa.
f. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Modul
1) Kegiatan Persiapan
a) Guru menyiapkan modul yang akan dipelajari oleh siswa dan berbagai media pendukungnya. Untuk ini guru harus mempunyai arsip nomor atau judul modul yang telah diselesaikan siswa.
b) Guru membaca modul yang akan diajarkan agar isi modul dikuasai sehingga kalau nanti ada siswa bertanya dapat memberi penjelasan. Disamping itu guru juga perlu menyiapkan pertanyaan apersepsi.
2) Kegiatan Pelaksanaan
a) Kegiatan Pembukaan
 Guru menanyakan isi materi modul yang telah diselesaikan (apersepsi).
 Guru memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan atau cerita anekdot yang berkaitan dengan materi modul yang akan dipelajari.
 Karena tujuan pembelajaran telah ditulis dalam modul, maka dalam acuan ini guru cukup memberi petunjuk untuk membaca tujuan pembelajaran yang ada dalam modul, begitu pula halnya dengan petunjuk cara pengerjaan modul.
b) Kegiatan Inti
 Guru meminta siswa menyiapkan dan mempelajari modul.
 Guru mengawasi kegiatan belajar siswa.
 Guru sebagai fasilitator membantu siswa memecahkan kesulitan belajar, pengarah diskusi (jika diperlukan), dan sebagainya.

 Menentukan langkah selanjutnya setelah siswa menyelesaikan modulnya, misalnya memberi modul pengayaan bagi siswa yang telah mencapai belajar tuntas 80%, dan meminta siswa mempelajari lagi modul jika hasil tes formatif kurang dari 80%.
c) Kegiatan Penutup
 Memberi kesempatan siswa membuat rangkuman pokok-pokok materi yang dipelajari dari modul.
 Evaluasi telah dilaksanakan sewaktu mempelajari modul. Karena itu guru tidak melakukan evaluasi lagi.
 Tindak lanjut, berupa PR baik mengerjakan soal-soal dari buku yang ada ataupun membuat rangkuman dari buku yang dibacanya.

Kenampakan permukaan bumi dan benda langit

Banyak orang yang belum tahu bahwa sebenarnya permukaan muka bumi ini selalu berubah-ubah karena terjadinya kejadian alam yang terjadi. Perubahan itu selain dari kejadian alam bisa juga karena akibat ulah manusia seperti kebakaran hutan.
Beberapa hal yang menyebabkan permukaan bumi kita ini berubah seperti terjadinya siang dan malam, pasang surut air laut, pengikisan daratan, badai, gempa bumi, cahaya matahari, kebakaran hutan. Sedangkan untuk benda langit kita akan mempelajari tentang beberapa benda langit yang bisa kita lihat secara langsung tanpa bantuan alat apapun.
Untuk lebih jelas tentang materi pelajaran IPA untuk kelas 4 sekolah dasar tentang Kenampakan Bumi dan Benda Langit dapat dilihat lebih lengkap dibawah ini :
Itulah materi pembelajaran IPA kelas 4 sekolah dasar tentang Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Materi ini bisa anda download dalam bentuk PDF dengan mengklik logo PDF di akhir artikel ini.